DOA
Kepada Pemeluk Teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Cayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di
kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Di pintumu aku mengetuk
Aku tak bisa berpaling
( Chairil Anwar )
APRESIASI PUISI
Puisi diatas memiliki 13
baris dan 4 bait.
Ada persamaan bunyi u-u,
h-h.
Adanya diksi berupa
pemilihan kata yang sesuai dengan tema.
Menggunakan Bahasa Kias
·
Personifikasi
antara lain :
Cayamu
panas suci
Tinggal
kerdip lilin di kelam sunyi
Aku hilang
bentuk, remuk
Di pintumu
aku mengetuk
·
Alegori
Di pintumu
aku mengetuk
Unsur Intrinsik Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh
1. Tema
Puisi Chairul Anwar yang berjudul DOA Kepada Pemeluk
Teguh mengungkapkan tema tentang Ketuhanan. Karena diksi yang digunakan
bermakna Ketuhanan, kata DOA yang dijadikan sebagai judul, menggambarkan sebuah
permohonan atau sebagai kmunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Kata-kata
lain yang mendukung tema adalah : Tuhanku, Nama-Mu, Mengingat kau, Caya-Mu, Di
Pintu-Mu. Dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan seseorang
yang tidak bisa terlepas dari Tuhan. Kata Tuhan yang disebutkan beberapa kali
memperkuat tema tentang Ketuhanan.
2.
Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan
atau kepada pembaca. Sedangkan suasana
perasaan hati si pembaca akibat dari membaca puisi.
Puisi ini bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari
bahwa hidup ini tidak bisa berpaing dari ketentuan Tuhan.
3. Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair.
Dalam puisi ini penyair mempunyai perasaan terharu dan rindu. Terdapat pada
kata termenung, menyebut Nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa berpaling.
4. Amanat
Sesuai dengan tema, amanat yang disampaikan puisi ini,
agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat
dengan Tuhan.
5. Setting
Dalam
suasana sunyi.
6. Penokohan
Kata ganti
aku orang pertama
Unsur Intrinsik Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh
Dalam puisi DOA dapat terlihat
sekali mengandung nilai spiritual yang tinggi puisi ditujukan kepada Pemeluk
Teguh yang tidak lain adalah orang yang berkeyakinan akan kebesaran Tuhannya.
Seorang hamba yang selalu mengingat Tuhannya dan mengungkapkan akan rahmat dari
Tuhannya dan mengungkapkan pertemuan ke jalan Tuhan, Puisi ini menggambarkan
penyerahan kepada Tuhannya, dalam pernyataannya yang suram sekalipun seperti
kalimat terakhir tetap mencerminkan rasa hampa namun juga rasa syukur yang tak
diakui.
Makna Baris dan
Bait Puisi DOA Kepada Pemeluk Teguh
Tuhanku
Apabila seseorang sedang berdoa maka akan menyebut
kata-kata pujian atau apapun yang berkaitan dengan Tuhannya. Misalnya dalam
islam biasa menggunakan kata ya Allah, ya Rabbi.
Tuhanku yang ke-2
Kata Tu menggunakan nada mendatar berarti dia masih
ragu kepada Tuhan atau siapa mengadu.
Kata han menggunakan nada tinggi berarti setelah berfikir baru
terdapat keyakinan jika bukan kepada Tuhan kepada siapa lagi kan mengadu.
Kata ku menggunakan nada rendah
berarti merasa statusnya sebagai hamba yang harus merendah diri.
Tuhanku yang ke-3
Pengaduan seorang hamba yang bukan hanya sekedar berdoa namun lebih kepada kepasrahan diri dan
mencurahkan apa yang dihadapi.
Dalam puisi ini mengulang kata Tuhan sampai 3x itupun
selalu berdiri sendiri tidak didampingi kata-kata lain ini berarti bahwa Tuhan
tidak dapat disejajarkan dengan apapun. Dan untuk memperkuat kekkhusyuan dalam
berdoa, dan juga dalam berdoa orang biasa menyeru Tuhan beberapa kali.
Terdapat rima, ditunjukan pada lambing u ini berarti
ingin menunjukan kepada Tuhan dengan perasaan bukan dengan tangan, karena untuk
berbicara pada Tuhan mengadu pada-NYA bisa dilakukan menggunakan perasaan.
Dalam termangu
Aku masih mengingat nama-Mu
Perasaan yang dialami yang ingin tersentuk dengan
segala situasi yang ada di lingkungannya. Kegundahan yang
hampir tidak menepi serta tidak
berujung dalam hidupnya.
Kepasrahan walaupun dalam gejolak permasalahan dia akan
selalu mengingat Tuhan, kepasrahan yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Kata ini menunjukan keteguhan hati yang benar-benar
mengingat Tuhannya, walau dalam termangu sekalipun. Dan untuk memperkuat hal
itu penyair menambahkan….
Biar susah sungguh
Permasalahan yang selalu ada serta tidak kelihatan penyelesaian
permasalahan yang dia hadapi, dan tidak diketahui kapan selesainya.
Menyebut kau penuh seluruh
Ketika menyebut nama Tuhan-NYA tidak terbersit untuk
mengingat hal yang lain yang dapat merusak kedekatannya kepada Tuhannya.
Pada bait pertama dalam doanya pendoa memuji Tuhannya, karena manusia itu
tidak akan terlepas dari kesalahan, penyair pun pernah melakukan kesalahan dan
merasa jauh dari Tuhannya.
Cayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di malam sunyi
Bahkan caya Tuhan yang panas suci memancar tinggal
kerdip lilin saja, tertutup oleh dosa yang telah diperbuatnya itu.
Jadi terdapat pemisahan antara lilin dan di kelam
sunyi , karena yang kita ketahui terang dan kegelapan tidak akan bisa menyatu
dalam satu waktu, membatasi apa yang ia rasakan tidak sesuai dengan apa yang
dia inginkan.
Aku hilang bentuk
Remuk
Akibat dari perbuatan dosanya itu ia seakan merasa
hilang bentuk dan remuk, ia tak mengenali dirinya sendiri. Akibat dari
perbuatan dosa itu ia merasa jauh dari tuhannya. Apa yang dikerjakannya
bertentangan dengan apa yang diperintahkan Tuhannya. Tapi ia tidak harus
mengurung diri dalam kubangan dosa, ia harus kebali kepada Tuhannya tidak ada
tempat berpaling lagi jika bukan padanya.
Di pintumu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Tanda kekhusyuan
dan kesungguh-sungguhan, memohon ampun atas kesalahan dimasa lalu yang membuat
ia merasa jauh dari Tuhannya meskipun demikian ia tetap kembali kepada
Tuhannya.